Headline News

Tanggal 17 Mei 2015, Majelis Fityatul Mustahibbin akan mengadakan Walimah Tasmiyah dalam rangka memperingati hari Isra Mi'raj 2015.. Semangat Kawan!!!!

Kamis, 03 Oktober 2013

Doakan Saudara kita yang Berhaji



بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله ربّ العالمـــين و به نستعــــين على أمور الدنيا و الدين. الصلا ة و الســـلام على أشــرف الأنبيــــــآء و المرســــلين وعلى اله و صحبه أجمعين. أللهـــــمّ  إنك قلت الحقّ و قولك الحقّ في كتابك المنزّل : ولله على الناس حج البيـــت من استطاع إليه سبيلاً. وقال أيضا, وأذّن في الناس بالحجّ يأتوك رجالا وّ على كلّ ضامر يأتوك من كلّ فجٍّ عمـــيقٍ.
Allahumma Ya Allah, Ya Tuhan kami ...
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang nyata maupun yang tersembunyi.. Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah..atas segala rahmat, serta nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada kami..khususnya saudara-saudara kami ....bin..... yang tahun ini telah berkesempatan memenuhi panggilan suci-Mu dengan penuh keimanan dan ketaqwaan guna menunaikan ibada haji ke Baitullah, tanah suci-Mu Makatu-l-Mukarromah dan Madinatu-l-Munawwaroh, `Arafah dan lainnya.

أللـــهمّ إنّا نسألك في سفـــرهم هذا البرّ و التقـــــوى ومن العمـــل ما ترضى. أللهــمّ هوّن عليهم في سفرهم واطو عنهم بعــــــده. اللهم أنت الصاحب في السفر والخــــليفة في الأهـــل. اللهم إنـــّـا نعوذ بك من وعشآء السفر وكأبة المنـــظر وسوء المنـــقلب في المال والأهــل.
Allahumma ya Allah, kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan suci saudara-saudara kami ini, (dijalani) penuh ketaatan dan ketaqwaan serta amal dan perbuatan yang Engkau ridhoi. Ya Allah.. mudahkanlah perjalanan saudara-saudara kami .....dan singkatkanlah kejauhannya. Ya Allah..Engkaulah teman dalam bepergian serta pemelihara dan pelindung terhadap keluarga yang ditinggalkan. Selamatkanlah mereka sampai ke tempat tujuan..wahai Dzat pemelihara sekalian alam.
Allahumma ya Allah..Yang Maha Mengatur semua urusan dan pemberi segala kemudahan.. berikanlah kepada ..saudara-saudara kami kelapangan, keselamatan, kesempatan, kesanggupan, kesehatan serta karuniakanlah kepada mereka.. keberkahan dan rahmat-Mu dalam semua amal kebajikan yang telah mereka lakukan dan yang akan mereka laksanakan...baik ibadah rukun maupun amalan sunnahnya selama mereka berada di tanah suciMu demi kepatuhan  dan ketaatan kepada Mu dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji..sampai saatnya nanti mereka kembali ke tanah air.. kampung halaman, berkumpul kembali dengan keluarga..kaum kerabat dan masyarakat dilingkungannya sebagai haji dan hajjah yang mabrur dan mabrurah..
أللهمّ اجعـــــلهم حجّا مبروراً و سعــــــياً مشكورًا وذنــــــباً مغـــــفورًا وعمــــلاً صالحا متـــقبّلاً مقـــبو لاً و تجــــارةً لن تبور. يـــا عالم ما في الصــــدور أخرجهم من الظـــلمات إلى النور
Ya Allah, jadikanlah haji saudara-saudara kami haji yang mabrur dan sa`i yang diterima, dosa yang diampuni, amal shalih yang diterima,serta usaha yang tidak sia-sia lagi merugi..wahai Dzat Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terkandung di dalam hati..keluarkanlah mereka ya Allah dari kegelapan kepada alam yang terang benderang.
Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah sumber keselamatan, dari Mu lah datangnya keselamatan, maka hidupkanlah kami ya Allah dengan selamat sejahtera dan masukkanlah kami ke dalam surga negeri keselamatan.
Allahumma ya Allah..berbahagialah saudara-saudara kami atas rahmat dan karuniaMu, karena tahun ini telah dapat memenuhi panggilan suciMu..menunaikan ibadah haji. Untuk itu ya Allah, kami yang hadir dalam majelis ini memohon kepada Engkau..limpahkanlah rahmat dan karuniaMu, tambahkanlah bagi kami ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal lagi baik, agar pada masa-masa yang akan datang kami juga mendapat kesempatan untuk menunaikan rukun islam yang kelima ini..berkunjung ke Baitullah, rumah suciMu yang mulia.
Ya Allah, kami ini adalah hambamu yang lemah, anak dari hambaMu yang lemah, maka ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami serta dosa kaum muslimin dan muslimat.
Ya Allah..jadikanlah pertemuan kami ini suatu pertemuan yang penuh taburan rahmat dan kasih sayangMu. dan jadikanlah perpisahan kami tesudahnya sebagai perpisahan yang bersih dari noda dosa serta penuh keridhoanMu.
Allahumma ya Allah…hanya kepadaMu kami memohon bantuan dan pertolongan dan hanya kepada Mu jualah kami mohon ampun..semoga Engkau menerima do`a kami.

ربّنا تقـــبّل منّا إنّك أنت السميع العليم و تب علينا يا مولانا إنّك أنت التّوّاب الرحيم. ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة و قــــنا عذاب النّار. والحمد لله ربّ العالمين.

written by: Acik

Selasa, 01 Oktober 2013

Tuntunan Hidup Islam: Menjaga Keseimbangan (Tawazun)

Manusia memiliki tiga dimensi dalam hidupnya: dimensi fisik, dimensi akal, dan ruhani. Dimensi fisik sedemikian mudah dikenali dan dirasakan secara kasat karena kondisi fitrahnya demikian. Sedangkan dimensi akal dan dimensi  ruhani tak tampak (unseen) karena memang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Namun, kewujudannya bisa dirasakan, baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh orang lain melalui interaksi jiwa dan pandangan-pandangan pemikirannya.
Kondisi fisik, akal, dan jiwa merupakan satu kesatuan dalam diri manusia. Sedangkan manusia itu sendiri secara fitrah terikat dengan Islam yang sudah dijamin oleh Allah SWT mengenai keterkaitan keduanya, sebagaimana tertera dalam surah Ar-Ruum ayat 30, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada dien yang hanif (agama Allah); tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia dengan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah  Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”
Ayat tersebut menyiratkan bahwa manusia diciptakan sesuai dengan fitrah Allah (sunnatullah, secara umum sebagian manusia menyebutkan “hukum alam”). Dengan demikian dapat pula ditarik keyakinan bahwanya tidak ada manusia yang tak beragama. Karena pada faktanya manusia membutuhkan sandaran hidup yang tak tampak itu. Manusia selalu mencari kekuatan gaib yang dianggap menguasai alam semesta ini.
Ketiga dimensi yang terdapat dalam diri setiap manusia itulah yang semestinya dapat menyeimbangkan hidupnya; jangan sampai ada salah satu dimensi yang ditentangkan dengan dimensi lainnya. Misalnya orang yang hanya mementikan masalah fisik atau jasadnya semata, sementara akal dan jiwanya tak dirawat atau dioptimalkan untuk mendukungnya, maka akan terjadi keabnormalan hingga kebinasaan.
Dimensi akal dan jiwa memang, seperti disinggung di atas, tidak tampak secara kasat mata, namun dapat dirasakan keberadaannya. Jika untuk mendeteksi masalah jasad kita dapat merasakannya langsung saat kita merasa lapar, maka untuk mendeteksi akal dan jiwa kita dapat merasakannya dengan rasa takut, gembira, sedih, kreatif, dan sebagainya.
Baik jasad, akal, dan jiwa, ketiganya membutuhkan asupan atau santapan yang secara fitrah pula telah Allah takdirkan bagi makhluk-Nya. Manusia sangat membutuhkan asupan makanan dan minuman untuk menghindari diri dari kebinasaan. Meski terdapat banyak sumber makanan yang melimpah di dunia ini, namun Allah yang Maha Mengetahui menitahkan manusia untuk menyediakan makanan dan minuman yang baik lagi halal (halalan thayyiban) sebagaimana firman-Nya, “Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Untuk orang-orang yang sudah memiliki keimanan, pada ayat 172 surah Al-Baqarah, Allah SWT juga menyeru, “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” Orang-orang beriman, karena kesadarannya, akan memenuhi persyaratan asupan makanan dan minuman yang semestinya masuk ke dalam jasadnya, yaitu yang baik dan halal. Keduanya jadi satu kesatuan yang utuh. Bukan hanya makanan itu dinilai baik oleh pandangan manusia, tapi juga baik dan halal dalam pandangan Allah SWT.
Jika makanan yang secara material tampak kasat mata, itu untuk memuaskan atau demi melestarikan kelangsungan hidup manusia, maka kelangsungan akal dan jiwa manusia juga harus tetap terawat. Sebab, jika dua dimensi ini tidak dirawat dan diperhatikan dengan baik sebagaimana perawatan jasadnya, maka dipastikan akan menuai ketidaksehatan dalam hidup seseorang. Out put dari tidak diperhatikannya akal dan jiwa antara lain dapat dilihat dari sifat dan sikap seseorang. Orang yang menggunakan akal dan jiwanya melalui panduan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan selamat.

Senin, 03 Juni 2013

Baca dan Perhatikan Sejenak!!!!!


Ukhti Al Muslimah…
Wahai wanita yang tunduk kepada kekafiran, mereka berkata: "engkau adalah wanita terpelajar. Di antara kami ada dokter wanita, ada sastrawati, ada wartawati, ada dosen wanita yang mengajar di negeri kalian. Islam tidak pernah melarang sedikitpun hal itu. Tidak ada perbedaan lagi antara laki-laki dan perempuan. Sukakah engkau kepada kami? jawaban kami hanya menyitir firman Allah:
“Orang-orang yahudi dan nashrani tak akan pernah rela padamu sampai engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang sebenarnya, dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolong bagimu” (QS. Al Baqarah: 120).
Mereka berkata: “Cukup bagi saya ke-Islamanmu sebatas pada ibadah ritual semata. Adapun ilmu, moral, tingkah laku, pakaian, ide, dan seluruh urusan duniamu, wajiblah engkau mengikuti cara kami”.
Sungguh benar sabda Rasulullah:
((لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوْهُ، قُلْناَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْد ُوَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ))
"Kamu akan mengikuti tradisi orang-orang sebelummu, sejengkal demi jengkal, sehasta demi hasta, hingga andaikan mereka memasuki lubang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata: apakah mereka kaum Yahudi dan Nashrani? jawab Rasulullah r siapa lagi kalau bukan mereka”      ( HR. Muslim ).

Ukhti Al Muslimah!
Engkau seharusnya memperhatikan pakaianmu dan perbuatanmu serta wajib mengikuti kepribadian Islam sebagaimana apa yang engkau dengar, lihat dan baca.
Sungguh sedikit orang yang berbuat dan mengajak kepada kebaikan, sebagaimana seruan seorang penyair:
يَا خَادِمَ الْجِسْمِ كَمْ تَسْعَى لِخِدْمَتِهِ
أَتَطْلُبُ الرِّبْحَ مِمَّا فِيْهِ خُسْرَانُ
أَقْبِلْ عَلَى النَّفْسِ فَاسْتَكْمِلْ فَضَائِلَهَا
فَأَنْتَ بِالنَّفْسِ لاَ بِالْجِسْمِ إِنْسَانُ
“Wahai dikau yang selalu mengurusi badanmu. Betapa banyak usaha yang telah engkau lakukan.
Apakah engkau mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas merugikan.
Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya.
Sebab dikau disebut manusia dengan jiwa, bukan karena tubuh jasadmu.

Ukhti Al Muslimah!
Jadikan Khadijah radhiyallahu 'anha suri tauladan dan panutanmu dalam berjuang dengan harta dan jiwa.
Jadikan Aisyah radhiyallahu 'anha tauladanmu dalam ilmu pengetahuan. Jadikan keluarga Yasir y  suri tauladanmu dalam kesabaran dan berpegang teguh kepada agama Allah.
Wahai ibu generasi mendatang, perhatikan perkataan seorang penyair:
الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا      @   أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الأعْرَاقِ
الأُمُّ رَوْضٌ إِنْ تَعْهَدْه الحَيَ      @  بِالرَيِّ أَوْرَقَ أَيَّمَا إِيْرَاقِ
الأُمُّ أُسْتَاذُ الأسَاتِذَة الأُوْلَى @      شَغَلَتْ مَآثِرُهم مَدَى الآفَاقِ
“Ibu adalah madrasah, jika anda persiapkan
Anda mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah taman, jika ia selalu disiram.
ia akan berdaun rindang.
Ibu adalah ustadzah pertama, pengaruhnya sangat besar sepanjang masa.

Ukhti Al Muslimah !
Andai mereka melihat bentuk tubuhmu tidak menarik lagi atau ketika usiamu telah senja, tua renta, apakah mereka masih memajang fotomu, di sampul-sampul majalah, buku dan semisalnya, walaupun kamu orang yang terpelajar? Masihkah mereka memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat, dengan dalih penghargaan terhadap wanita? Masihkah engkau temui orang yang memperjuangkan sempitnya ruang lingkup belajarmu?
Sesungguhnya mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan kemolekan tubuh serta merdunya suaramu. Bila hal itu hilang darimu maka merekapun pasti meninggalkanmu, seakan-akan engkau adalah sebuah barang yang sudah habis masa berlakunya.

Sabtu, 01 Juni 2013

SURAT KEPADA GURU DAN MURID

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhamad SAW beserta keluarga dan sahabatnya semua.
Islam benar-benar memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu, mengajak manusia kepadanya, menjelaskan adab-adabnya, menerangkan manfaat-manfaatnya dan memperingatkan orang-orang yang berpaling darinya. Ketika Islam datang, prioritas pertama diberikan adalah memperluas pengetahuan menusia dengan ilmu:
" اقرأ بسم ربك الذي خلق "                                                                          
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.“ (QS. Al-‘Alaq: 1)
Dalam menyebarlah ilmu kepada umat ini hendaklah dengan melalui “basmalah.” Cukuplah bacaan ini sebagai penolong dalam menuntut ilmu.
Ilmu adalah warisan kenabian:
" وورث سليمان داود "                                                                       
Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud.“
Orang yang menuntut ilmu termasuk dalam jajaran orang-orang mulia dan agung:
" يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات "                                              
“Allah mengangkat orang-orang beriman diantara kalian dan orang-orang berilmu beberapa derajat.“
Menapaki jalan ilmu adalah tangga untuk kekal dalam surga.
Rasulullah SAW bersabda:
" من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة " رواه مسلم                                   
 “Barang siapa melalui suatu jalan yang di dalamnya terdapat ilmu, maka Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga.“ (HR. Muslim).
Para makhluk ridla kepada penunutut ilmu, meminta ampun untuknya atas perbuatanya, dan para malaikat juga senang berkumpul dengannya. Rasulullah saw bersabda:
"  وإن الملا ئكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يصنع, وإن العالم يستغفر له من في السماوات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء ( المتبحر فيه قمر يضاءالكون بنوره) وفضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب, وإن العلماء ورثة الأنبياء, وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر "  رواه االترمذي.                                           
Dan sungguh para malaikat meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai bentuk keridloanya atas apa yang diperbuat, dan seluruh penduduk langit dan bumi meminta ampun bagi orang yang berilmu, bahkan ikan-ikan paus di air juga melakukan hal yang sama ( orang yang luas ilmunya bagaikan bulan yang menyinari alam dengan cahayanya), dan keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang, para ulama adalah pewaris Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.“ (HR. Tirmizi).
Menuntut ilmu karena Allah adalah ibadah, pengetahuan tentangnya adalah bagian dari takut kepada-Nya, mengingat-ingatnya adalah tasbih, mendermakanya untuk ahlinya adalah satu bentuk mendekatkan diri kepada-Nya, dengan ilmu Allah SWT dikenal dan disembah, dipuji dan di-Esakan, ia adalah teman dalam kesendirian, kawan dalam kesepian, denganya kekerabatan disambung, halal dan haram diketahui, ilmu adalah sebaik-baik perolehan, simpanan kekayaan termahal, buah terbaik yang dipetik, Basyr Al-Hafi berkata: “Aku tidak mengetahui amalan yang lebih utama di atas muka bumi ini selain menuntut ilmu.“  
Menuntut ilmu adalah bagian dari menghidupkan agama-Nya dan menghinakan setan. Sebab ilmu itu sebagai petunjuk kepada kebaikan, penolong untuk menuju kepada keperwiraan, Ibnu Uyainah berkata: “Barang siapa menuntut ilmu, maka sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada Allah.“
Orang yang mendapat petunjuk kepada ilmu adalah pemilik kebaikan, Rasulullah SAW bersabda:
" من يردالله به خيرا يفقهه في الدين "                                                                 
Barang siapa dikehendaki Allah SWT suatu kebaikan, maka akan diberi pemahaman dalam agama.“

Wahai kaum muslimin:
Tidak ada kebaikan bagi jiwa kecuali dengan beribadah kepada Allah SWT. Menuntut ilmu adalah satu bentuk ibadah, dan niat adalah pondasinya, maka luruskanlah niat dalam menuntut ilmu semata-mata untuk menggapai ridla-Nya, jangan engkau palingkan niat kepada harta duniawi karena semuanya pasti akan binasa, sebagaimana dalam hadits:
"من تعلم علما مما يبتغى به وجه الله لا يتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة                                                                                                                       
Barang siapa mempelajari ilmu yang digunakan untuk mencari ridla Allah SWT, lalu ia tidak mempelajarinya melainkan untuk memperoleh harta dunia, maka ia tidak akan mendapatkan bau surga di hari kiamat.“
Menuntut ilmu tanpa disertai niat yang baik adalah usaha yang sia-sia, tidak mendapatkan pahala, bahkan pelakunya terancam dan akan mempertanggungjawabkan pada hari perhitungan. Setiap ilmu yang tidak menyebabkan pemiliknya takut kepada Allah SWT akan mengancam penunututnya, ilmu dan amal adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, banyak keutamaan yang didapat dalam memadukan keduanya, orang akan mengambil manfaat dari ilmu anda sebanding dengan pengamalan anda, hendaklah hati anda bersih dan jauh dari akhlak yang buruk dan sifat yang tercela, mulailah dalam menuntut ilmu dengan menghafal kitab Allah dengan baik dan tadabur, sungguh umat ini telah menguasai setiap disiplin ilmu, maka barang siapa diberi cahaya dan petunjuk-Nya untuk mencapai itu, maka hafalkanlah ringkasan setiap ilmu, kemudian beralihlah kepada yang lebih luas (syarah-syarah), ambilah pelajaran yang terbaik, berikan perhatiaan kepada ilmu yang memiliki urgensi lebih besar serta dalamilah ia, ambilah ilmu dari orang yang ahli dan dapat dijadikan panutan baik dari sisi keilmuan maupun amalanya, sesungguhnya ilmu ini agama, maka perhatikanlah dari siapa anda mengambil agama anda, dan pilihlah dalam perjalananmu menuntut ilmu teman yang dapat menolongmu jika kamu bimbang, serta menguatkan semangtmu ketika kamu lemah, jauhilah dari berteman dengan para penganggur, manfaatkan masa kanak-kanak untuk menuntut ilmu, karena masa itu lebih dapat menghadirkan hati dan menfokuskan fikiran, sesungguhnya agama keseluruhanya adalah ilmu tentang kebenaran dengan pengamalan, ilmu dan amal membutuhkan kesabaran, dan orang yang sabar dijanjikan surga:
" سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار "                                                            
(sambil mengucapkan),” selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.“ Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.“  
Ilmu tidak akan didapat kecuali dengan kesabaran dalam menghadapi segala kondisi yang tidak mengenakan, dan dengan mengorbankan jiwa serta waktu dalam menuntutnya, dan dengan memperhatikan akibat dari semua urusan niscaya kesabaran akan terasa ringan.

Wahai para pelajar!
Ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan tawadlu‘ (kerendahan hati) dan menfokuskan pendengaran, karena itu hormatilah gurumu, angkatlah derajatnya dengan bertindak sopan terhadapnya baik dalam berbicara, mendengar, maupun dalam bertingkah laku, adab yang jelek terhadap guru berarti keluar dari keperwiraan dan kebajikan, bertentangan dengan adab para salafushalih, Ar-Rabi‘ berkata:“Demi Allah aku tidak berani untuk meminum air sedang imam Syafi’i melihatku karena rasa hormatku kepadanya.“
Dan berterima kasihlah kepada guru atas bimbinganya, karena tidak dianggap bersyukur kepada Allah SWT jika tidak berterima kasih kepada manusia, dan termasuk bentuk cinta seorang murid kepada guru adalah memaafkan segala kekuranganya dan mengembalikan celah kepada diri sendiri, berbicaralah kepadanya dengan baik,  lembutkanlah suara ketika bertanya dan ketika menjawab, hendarilah berdebat denganya, Az-Zuhri berkata:“Abu Salamah pernah mendebat Ibnu Abbas, maka akibatnya  ia tercegah dari memperoleh ilmu yang banyak.“
Dengarkanlah pembicaraan gurumu dengan seksama, jangan malu bertanya tentang agama jika ada yang tidak anda fahami, bertanya tentang agama adalah kemuliaan, sedang enggan bertanya dan memilih untuk tetap dalam kebodohan adalah kehinaan, Aisyah r.a. berkata:“Semoga Allah SWT merahmati para wanita Anshar, rasa malu mereka tidak mencegah mereka untuk memperdalam agama.“
Hindarilah gangguan-gangguan yang dapat menghambat perjalanan Anda dalam menuntut ilmu, karena belajar dan menghafal tidak akan efektif dengan kehadiran gangguan-gangguan. Begitu juga berada dalam situasi kehidupan yang glamor akan mengganggu fikiran dan menjadikan hidup seakan dalam alam angan-angan serta membuang waktu dengan percuma, menjauhi semua itu  yang jelek. Bersihkanlah pendengaran dan pengelihatanmu dari segala yang dapat mengotori pikiranmu, memperburuk perilakumu dan merusak akhlakmu, sehingga kamu mengesampingkan ilmu dan hidup dalam kehinaan. Teman adalah ibarat jiwa kedua, jika ia baik maka akan menolong, tapi jika buruk maka akan merusak. Jauhilah teman buruk karena ia dapat melunturkan kekuatan obsesi dan menjerumuskan Anda ke dalam lingkungan masyarakat terbelakang, karena teman dari kalangan pengangguran hanya akan mengganggu, mengajak untuk menunda-nunda pekerjaan dan hanya membisikkan angan-angan belaka.

Wahai para guru!
Tugas mengajar adalah tugas yang berat, amanat yang dibebankan kepada pengajar teramat besar, perjalanan hidup dan tanggung jawab para guru tidaklah ringan. Anda memikul amanah yang berat, mendapatkan warisan yang sarat dengan tanggung jawab. Umat ini senantiasa mengharapkan dari Anda lahirnya generasi yang memilki kemauan kuat dan pandangan yang tajam. Anda para guru adalah pelindung para pemuda, pendidik segenap generasi, penyiram pohon masa depan, pembawa risalah yang mulia. Penunjuk kebaikan bagi manusia senantiasa mendapat curahan salawat dari-Nya dan dari malaikat-Nya, alam seluruhnya memohonkan ampunan untuk Anda termasuk juga doa dari ikan di lautan dan burung di udara.
Guru adalah pembimbing yang meneladani para Nabi dan menapaki langkah para Rasul dalam mengajarkan ilmu pengetahuan. Ikhlaskanlah niat untuk Allah SWT, resapilah keutamaan ilmu dan keutamaan mengajarkanya dalam rangka menghidupkan syariat dan memelihara syiar agama, jadilah teladan dalam berakhlak dan beragama, berikanlah nasehat yang tulus kepada murid saat mengajar, dan di antara petunjuk Nabi SAW adalah berbelas kasihan terhadap murid, baik mereka yang masih kecil maupun yang telah besar.
Sebuah hadits berkisah tentang  seorang Arab Badui yang kencing di masjid cukup jelas menunjukan hal itu, berupayalah untuk senantiasa menyatukan hati anak-anak kaum muslimin dalam kebajikan dan takwa. Jauhkanlah segala gangguan dari mereka semua dalam menuntut ilmu. Boleh jadi terpengaruhnya murid Anda kepada Anda melebihi terpengaruhnya seorang anak kepada bapaknya. Bermurah hatilah dalam mengajar karena itu adalah watak orang-orang salih, bersabarlah dalam menghadapi mereka karena sesungguhnya menanam itu susah sedang saat memetik penuh dengan buah dan pahala. Jangan sekali-kali meremehkan murid Anda meski  kemampuanya lemah dan perolehannya rendah. Menjadi keburukan bagi seseorang apabila ia meremehkah saudara muslimnya. Berlakulah dengan adil dalam bersikap, memandang, mengganjar dan memberi sangsi terhadap murid-murid Anda, hindarilah dari berbuat dzalim dan menang sendiri. 
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata: “Setiap yang memutuskan perkara di antara dua pihak maka ia adalah hakim, bahkan yang memutuskan di antara anak-anak kecilpun demikian, karena para sahabat dulu juga menganggapnya hakim.  Hadits mengatakan: “hakim itu ada tiga; dua di neraka dan satu di surga.“
Guru termasuk di dalamnya, sesungguhnya membentengi para siswa dengan ilmu syari‘ah merupakan tuntutan syar’i, meskipun arah kecenderungan mereka bukan kepada ilmu agama, ilmu syari’ah akan membekali sisiwa dengan ketenangan dan kebahagiaan saat belajar.
Allah SWT berfirman:
" ألا بذكر الله تطمئن القلوب "                                                                               
“Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.“ (QS. Ar-Ra’d).
Adalah merupakan aib bagi seseorang yang hanya mengetahui ilmu umum tetapi bodoh dengan ilmu syari’ah yang mendasar. Kebutuhanya akan agama semakin meningkat seiring dengan banyaknya fitnah dan cobaan yang ia hadapi. Seorang muslim akan menjadi insan yang unggul dengan ilmu dan keluasan pengetahuanya, didukung oleh cahaya iman yang memadukan antara dunia dan akhirat serta seluruh yang ada di alam dengan ke-Esaan Allah SWT.

Wahai guru dan pelajar perempuan:
Berdiam diri di rumah bagi perempuan adalah tuntutan dan aturan  syar’i, keluarnya perempuan dari rumah untuk mengajar terikat dengan syarat-syarat serta harus sejalan dengan kaidah-kaidah syari’ah. Jadilah Anda perempuan yang bangga ketika menjalankan perintah Tuhanmu. Hijab adalah penjelas dan cadar adalah penerang. Kecantikan wanita ada pada kesopanannya dan keindahannya terdapat dalam iffahnya (kehormatan dan kesucian). Jadilah seorang dai untuk agama Allah SWT melalui komitmen dengan agama-Nya. Hindarilah perilaku yang dapat mencederai kehormatan kaum muslim dengan ghibah, adu domba dan memperolok-olok orang lain. Jauhilah sifat sombong dan berbangga diri. Jadikanlah setiap tahapan pendidikan Anda sebagai sarana meningkatkan iman dan pelajaran yang efektif  untuk membangun generasi yang beriman.

         " قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون "
Katakanlah, apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.“ (QS. Az-Zumar: 9).
Ujub dan  marah adalah penyakit ilmu, sedangkan sifat ramah dan rendah hati adalah hiasannya. Orang yang bahagia adalah orang yang tahu jalan menuju Tuhanya, ia berjalan di atas jalan itu untuk menuju kepada-Nya, itulah orang yang dermawan kepada Tuhannya. Sedangkan orang yang tercegah dari kebahagiaan adalah orang yang tahu jalan menuju Tuhan-Nya kemudian ia berpaling dari-Nya. Kebaikan yang sempurna adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT pada saat menuntut ilmu sebagai warisan dari Nabi SAW. Ilmu yang hak adalah ilmu yang sesuai dengan ilmu Allah SWT. Keinginan yang benar adalah yang mendatangkan kecintaan dan ridla-Nya. Ilmu yang bermanfaat adalah sumber petunjuk dan mengamalkan kebenaran adalah petunjuk. Kesesatan adalah beramal tanpa ilmu dan mengikuti hawa nafsu. Petunjuk tidak akan diraih kecuali dengan ilmu dan kesabaran. Pangkal kejahatan adalah kebodohan dan tidak berilmu. Malas dalam mencari nilai-nilai keutamaan adalah seburuk-buruk teman.
Bersiap-siaplah untuk meraih ilmu dengan membersihkan jiwa dari kelemahan dan mengikuti hawa nafsu. Tawadlu' (merendah) di hadapan ulama adalah memuliakan diri dari kehinaan. Sesalilah kelalaian yang lalu, dan bersungguh-sungguhlah  dalam mengejar jejak orang-orang yang memilki keutamaan dan  cita-cita mulia selama masih ada keluasan waktu dan usia. Semoga Allah SWT memberikan taufik-Nya kepadamu dan membimbing langkahmu menuju kebaikan. Amin...
Wasallallah 'alaa Nabiyina Muhammad.