Headline News

Tanggal 17 Mei 2015, Majelis Fityatul Mustahibbin akan mengadakan Walimah Tasmiyah dalam rangka memperingati hari Isra Mi'raj 2015.. Semangat Kawan!!!!

Senin, 17 Februari 2014

TIRU SIFAT NABI KITA SEBELUM BERANI MENGAKU JADI YANG TERDEKAT DENGAN NABI

Dunia dakwah tercoreng dengan beredarnya video smackdown Ustadz Hariri Abdul Aziz -yang lebih tenar dengan sebutan Ustadz Hariri- terhadap seorang operator sound system bernama Entis. Apapun alasannya, aksi memarah-marahi seseorang dan melakukan kekeraan fisik di depan umum oleh seorang dai penceramah dalam acara hajatan umum tidak bisa dibenarkan. Wajar, banyak pihak menyayangkan aksi koboy tersebut. Cacian dan cemohan datang dari segala penjuru. Label ‘Ustadz’ pun tak lepas dari sasaran. Bahkan ada yang khawatir aksi smackdown Ustadz Hariri tersebut bisa menghilangan kepercayaan umat kepada dai penceramah.

Dari kasus itu kita bisa ambil pelajaran, menuruti emosi dan marah-marah bisa sebabkan kehinaan. Emosi dan amarah meledak-ledak menyebabkan seseorang tak menghargai akal sehat dan pikiran normalnya. Ia bisa berbicara atau berbuat di luar kesadarannya yang bisa menjerumuskan kepada perbuatan jahat dan zalim.

Oleh karena itu, tepatlah nasihat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada seseorang yang datang kepada beliau meminta nasihat pendek yang mudah diingatnya, “Jangan kamu marah.” Orang itu mengulangi permintaannya sampai tiga kali, dan beliau hanya memberikan nasihatnya, “Jangan kamu marah”. (HR. Al-Bukhari dan selainnya)

Beliau memberikan motifasi untuk tidak menuruti emosi dan amarah dengan janji balasan yang sangat menggiurkan,


لا تَغْضَبْ، ولكَ الجنة

“Janganlah marah, maka bagimu surga.” (HR. Al-Thabrani)


مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ

“Barangsiapa yang menahan marah padahal ia manpu melampiaskannya, Allah akan memanggilnya di hadapan semua makluk pada hari kiamat sampai Allah menyuruhnya memilih bidadari sesuai yang ia inginkan.” (HR. Abu Dawud dan dihassankan Syaikh Al-Albani)

Dalam praktek nyata, Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan teladan mulia, yakni saat disakiti dan diperlakukan kurang sopan. Pada suatu hari, saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membagikan ghanimah kepada kaum muslimin, tiba-tiba datang seorang badui yang membuat kacau majelis. Ia berkata kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Beri tambah aku wahai Muhammad, harta ini buan hartamu, bukan pula harta bapakmu.”

Mendapat perlakuan yang tak sopan lagi kasar seperti itu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak marah kepada si badui. Tidak pula beliau perintahkan sahabatnya untuk mengusirnya, menangkapnya, atau memenjarakannya. Padahal beliau saat itu sebagai pemimpin tertinggi kaum muslimin.

Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menunjukkan akhlak mulianya dan kelembutan hatinya. Beliau hanya tersenyum lalu menjawab, “Kamu benar, ini adalah harta Allah.”

Coba kita bayangkan, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang memiliki maqam terpuji, dimuliakan dengan risalah, dan dijaga dari kesesatan; tiba-tiba ada seorang badui berdiri di hadapan beliau sambil berkata dengan keras, “Beri aku harta, harta itu bukan hartamu, bukan pula milik bapakmu.” Kira-kira bagaimana perasaan para sahabat beliau saat Nabinya diperlakukan tak sopan seperti itu?

Mereka marah, bahan ada yang siap memukul si badui. Tapi Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pemilik hati yang lembut dan penuh kasih sayang terhadap kaum muslimin cuma tersenyum, bahkan membenaran pernyataan si badui.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak membalas ketidaksopanan si badui dengan doa buruk, cambukan, atau penjara. Bahkan beliau tak membentaknya atau memerintahkan mengusirnya. Beliau berucap, “Kamu benar, wahai saudaraku, itu adalah harta Allah.” Beliau pun menambah bagian untuknya.

Umar berdiri berdiri dan berkata, “Ya Rasulallah, izinkan aku memenggal lehernya, orang ini sudah keterlaluan. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Wahai Umar, biarkan dia, sesungguhnya pemilik hak berhak berbicara.”

Subhanallah! Mahasuci Allah yang telah memilih manusia terbaik sebagai utusan-Nya dan teladan bagi para hamba-Nya!!!

Bagaimana dengan kita? Di mana posisi kita dari akhlak mulia ini? Mana orang-orang yang berperilaku dengan akhlak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sang teladan?

Sabtu, 08 Februari 2014

CINTA SEJATI DI HARI VALENTINE



Sesaat lagi kawula muda di berbagai belahan dunia akan dibuat gaduh dengan isu “hari cinta”. Banyak dari pemuda dan pemudi muslim yang turut hanyut dalam perayaan hari cinta ini.


Saudaraku! Bila anda amati perilaku mereka pada hari ini, niscaya anda temukan banyak keanehan. Mitos “cinta” yang diekspresikan dengan sekuntum bunga dan sepotong coklat. Kaum hawa jadi lupa daratan bila telah mendapat sekuntum bunga mawar dan akhirnya pasrah bila telah mendapatkan sepotong coklat. Padahal anda tahu, berapalah harga sekuntum bunga dan sepotong coklat? Harga diri dan kesucian diri diserahkan begitu saja hanya karena bunga atau sepotong coklat yang dibubuhi dengan janji- janji gombal.


Anda tidak percaya, silahkan buktikan dengan anda menuntut untuk segera menikah pada malam itu juga. Anda pasti tahu bahwa tidak ada obat cinta paling manjur selain pernaikahan.


لم ير للمتحابين مثل التزويج


“Tidak ada penawar yg lebih manjur bagi dua insan yg saling mencintai dibanding pernikahan“. (HR. Ibnu Majah, Al Hakim, Al Bazzar, dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ash Shahihah, 2/196-198)


Atau pintalah pemuda yang konon pangeran anda untuk membayangkan wajah anda yang telah keriput atau mungkin cacat karena suatu kecelakaan atau penyakit. Mungkinkah dia kuasa melakukannya?


Atau sebaliknya coba anda membayangkan wajah pemuda pujaan hati anda yang telah ompong atau cacat karena suatu kecelakaan atau penyakit. Masihkah cinta anda seperti sedia kala? Atau mungkinkah anda masih siap untuk meneruskan hubungan cinta dengannya?


Atau mungkin bayangkan lelaki lain yang lebih tampan dan lebih berduit yang datang melamar anda, akankah anda masih mencintainya, padahal dia telah jatuh miskin, berpakaian seperti gembel, dan hidup dipinggir kali?


Renungkan baik baik saudara-saudariku, janganlah engkau korbankan kehormatan dirimu hanya demi janji-janji gombal dan isu-isu menyesatkan. Bila anda cinta kepadanya karena penampilannya, maka tidak lama lagi akan luntur bersama pudarnya penampilan. Bila cinta karena harta kekayaan maka akan dengan mudah dibeli oleh orang lain dengan penawaran yang lebih mahal. Bila cinta karena jabatan, maka tidak lama lagi akan luntur bersama habisnya masa jabatannya.


Cinta sejati tidak kenal penampilan atau jabatan atau harta kekayaan. Hanya ada satu alasan cinta abadi yang suci, yaitu karena iman dan akhlak yang mulia.


تُنْكَحُ المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ


“Biasanya wanita dinikahi karena satu dari empat alasan berikut: hartanya, kedudukan sosialnya, kecantikannya dan agamanya, maka pilihlah wanita yang beragama bagus, niscaya engkau beruntung” (Muttafaqun ‘Alaih)


Cinta abadi tidak kenal hari, bulan atau tempat. Namun cinta abadi yang dilandasi oleh iman akan abadi hingga hari akhir nanti.


الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ


“Orang yang saling mencintai pada hari itu( hari qiyamat) akan saling memusuhi kecuali orang-orang yg cintanya karena alasan takwa” (QS. Az Zukhruf: 67)