Headline News

Tanggal 17 Mei 2015, Majelis Fityatul Mustahibbin akan mengadakan Walimah Tasmiyah dalam rangka memperingati hari Isra Mi'raj 2015.. Semangat Kawan!!!!

Kamis, 03 Oktober 2013

Doakan Saudara kita yang Berhaji



بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله ربّ العالمـــين و به نستعــــين على أمور الدنيا و الدين. الصلا ة و الســـلام على أشــرف الأنبيــــــآء و المرســــلين وعلى اله و صحبه أجمعين. أللهـــــمّ  إنك قلت الحقّ و قولك الحقّ في كتابك المنزّل : ولله على الناس حج البيـــت من استطاع إليه سبيلاً. وقال أيضا, وأذّن في الناس بالحجّ يأتوك رجالا وّ على كلّ ضامر يأتوك من كلّ فجٍّ عمـــيقٍ.
Allahumma Ya Allah, Ya Tuhan kami ...
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang nyata maupun yang tersembunyi.. Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah..atas segala rahmat, serta nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada kami..khususnya saudara-saudara kami ....bin..... yang tahun ini telah berkesempatan memenuhi panggilan suci-Mu dengan penuh keimanan dan ketaqwaan guna menunaikan ibada haji ke Baitullah, tanah suci-Mu Makatu-l-Mukarromah dan Madinatu-l-Munawwaroh, `Arafah dan lainnya.

أللـــهمّ إنّا نسألك في سفـــرهم هذا البرّ و التقـــــوى ومن العمـــل ما ترضى. أللهــمّ هوّن عليهم في سفرهم واطو عنهم بعــــــده. اللهم أنت الصاحب في السفر والخــــليفة في الأهـــل. اللهم إنـــّـا نعوذ بك من وعشآء السفر وكأبة المنـــظر وسوء المنـــقلب في المال والأهــل.
Allahumma ya Allah, kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan suci saudara-saudara kami ini, (dijalani) penuh ketaatan dan ketaqwaan serta amal dan perbuatan yang Engkau ridhoi. Ya Allah.. mudahkanlah perjalanan saudara-saudara kami .....dan singkatkanlah kejauhannya. Ya Allah..Engkaulah teman dalam bepergian serta pemelihara dan pelindung terhadap keluarga yang ditinggalkan. Selamatkanlah mereka sampai ke tempat tujuan..wahai Dzat pemelihara sekalian alam.
Allahumma ya Allah..Yang Maha Mengatur semua urusan dan pemberi segala kemudahan.. berikanlah kepada ..saudara-saudara kami kelapangan, keselamatan, kesempatan, kesanggupan, kesehatan serta karuniakanlah kepada mereka.. keberkahan dan rahmat-Mu dalam semua amal kebajikan yang telah mereka lakukan dan yang akan mereka laksanakan...baik ibadah rukun maupun amalan sunnahnya selama mereka berada di tanah suciMu demi kepatuhan  dan ketaatan kepada Mu dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji..sampai saatnya nanti mereka kembali ke tanah air.. kampung halaman, berkumpul kembali dengan keluarga..kaum kerabat dan masyarakat dilingkungannya sebagai haji dan hajjah yang mabrur dan mabrurah..
أللهمّ اجعـــــلهم حجّا مبروراً و سعــــــياً مشكورًا وذنــــــباً مغـــــفورًا وعمــــلاً صالحا متـــقبّلاً مقـــبو لاً و تجــــارةً لن تبور. يـــا عالم ما في الصــــدور أخرجهم من الظـــلمات إلى النور
Ya Allah, jadikanlah haji saudara-saudara kami haji yang mabrur dan sa`i yang diterima, dosa yang diampuni, amal shalih yang diterima,serta usaha yang tidak sia-sia lagi merugi..wahai Dzat Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terkandung di dalam hati..keluarkanlah mereka ya Allah dari kegelapan kepada alam yang terang benderang.
Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah sumber keselamatan, dari Mu lah datangnya keselamatan, maka hidupkanlah kami ya Allah dengan selamat sejahtera dan masukkanlah kami ke dalam surga negeri keselamatan.
Allahumma ya Allah..berbahagialah saudara-saudara kami atas rahmat dan karuniaMu, karena tahun ini telah dapat memenuhi panggilan suciMu..menunaikan ibadah haji. Untuk itu ya Allah, kami yang hadir dalam majelis ini memohon kepada Engkau..limpahkanlah rahmat dan karuniaMu, tambahkanlah bagi kami ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal lagi baik, agar pada masa-masa yang akan datang kami juga mendapat kesempatan untuk menunaikan rukun islam yang kelima ini..berkunjung ke Baitullah, rumah suciMu yang mulia.
Ya Allah, kami ini adalah hambamu yang lemah, anak dari hambaMu yang lemah, maka ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami serta dosa kaum muslimin dan muslimat.
Ya Allah..jadikanlah pertemuan kami ini suatu pertemuan yang penuh taburan rahmat dan kasih sayangMu. dan jadikanlah perpisahan kami tesudahnya sebagai perpisahan yang bersih dari noda dosa serta penuh keridhoanMu.
Allahumma ya Allah…hanya kepadaMu kami memohon bantuan dan pertolongan dan hanya kepada Mu jualah kami mohon ampun..semoga Engkau menerima do`a kami.

ربّنا تقـــبّل منّا إنّك أنت السميع العليم و تب علينا يا مولانا إنّك أنت التّوّاب الرحيم. ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة و قــــنا عذاب النّار. والحمد لله ربّ العالمين.

written by: Acik

Selasa, 01 Oktober 2013

Tuntunan Hidup Islam: Menjaga Keseimbangan (Tawazun)

Manusia memiliki tiga dimensi dalam hidupnya: dimensi fisik, dimensi akal, dan ruhani. Dimensi fisik sedemikian mudah dikenali dan dirasakan secara kasat karena kondisi fitrahnya demikian. Sedangkan dimensi akal dan dimensi  ruhani tak tampak (unseen) karena memang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Namun, kewujudannya bisa dirasakan, baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh orang lain melalui interaksi jiwa dan pandangan-pandangan pemikirannya.
Kondisi fisik, akal, dan jiwa merupakan satu kesatuan dalam diri manusia. Sedangkan manusia itu sendiri secara fitrah terikat dengan Islam yang sudah dijamin oleh Allah SWT mengenai keterkaitan keduanya, sebagaimana tertera dalam surah Ar-Ruum ayat 30, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada dien yang hanif (agama Allah); tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia dengan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah  Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”
Ayat tersebut menyiratkan bahwa manusia diciptakan sesuai dengan fitrah Allah (sunnatullah, secara umum sebagian manusia menyebutkan “hukum alam”). Dengan demikian dapat pula ditarik keyakinan bahwanya tidak ada manusia yang tak beragama. Karena pada faktanya manusia membutuhkan sandaran hidup yang tak tampak itu. Manusia selalu mencari kekuatan gaib yang dianggap menguasai alam semesta ini.
Ketiga dimensi yang terdapat dalam diri setiap manusia itulah yang semestinya dapat menyeimbangkan hidupnya; jangan sampai ada salah satu dimensi yang ditentangkan dengan dimensi lainnya. Misalnya orang yang hanya mementikan masalah fisik atau jasadnya semata, sementara akal dan jiwanya tak dirawat atau dioptimalkan untuk mendukungnya, maka akan terjadi keabnormalan hingga kebinasaan.
Dimensi akal dan jiwa memang, seperti disinggung di atas, tidak tampak secara kasat mata, namun dapat dirasakan keberadaannya. Jika untuk mendeteksi masalah jasad kita dapat merasakannya langsung saat kita merasa lapar, maka untuk mendeteksi akal dan jiwa kita dapat merasakannya dengan rasa takut, gembira, sedih, kreatif, dan sebagainya.
Baik jasad, akal, dan jiwa, ketiganya membutuhkan asupan atau santapan yang secara fitrah pula telah Allah takdirkan bagi makhluk-Nya. Manusia sangat membutuhkan asupan makanan dan minuman untuk menghindari diri dari kebinasaan. Meski terdapat banyak sumber makanan yang melimpah di dunia ini, namun Allah yang Maha Mengetahui menitahkan manusia untuk menyediakan makanan dan minuman yang baik lagi halal (halalan thayyiban) sebagaimana firman-Nya, “Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Untuk orang-orang yang sudah memiliki keimanan, pada ayat 172 surah Al-Baqarah, Allah SWT juga menyeru, “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” Orang-orang beriman, karena kesadarannya, akan memenuhi persyaratan asupan makanan dan minuman yang semestinya masuk ke dalam jasadnya, yaitu yang baik dan halal. Keduanya jadi satu kesatuan yang utuh. Bukan hanya makanan itu dinilai baik oleh pandangan manusia, tapi juga baik dan halal dalam pandangan Allah SWT.
Jika makanan yang secara material tampak kasat mata, itu untuk memuaskan atau demi melestarikan kelangsungan hidup manusia, maka kelangsungan akal dan jiwa manusia juga harus tetap terawat. Sebab, jika dua dimensi ini tidak dirawat dan diperhatikan dengan baik sebagaimana perawatan jasadnya, maka dipastikan akan menuai ketidaksehatan dalam hidup seseorang. Out put dari tidak diperhatikannya akal dan jiwa antara lain dapat dilihat dari sifat dan sikap seseorang. Orang yang menggunakan akal dan jiwanya melalui panduan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan selamat.